Sunday, June 28, 2015

Sejarah Acapella

A cappella adalah salah satu jenis musik yang tidak menggunakan instrumen apapun. Secara harafiah istilah musik a cappella dalam bahasa Indonesia berarti "sesuai gaya kapel". A capella dapat diubah penulisannya menjadi akapela. (sumber : https://id.wikipedia.org )

Sejarah Acapella
Acapella adalah suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi oleh alat musik.
Perkembangan acapella dimulai dari para imigran afrika yang sudah terbiasa bernyanyi dalam perayaan pesta-pesta di
suku-suku pedalaman. Kemudian pada jaman perbudakan mereka mulai menirukan
orang-orang kaukasia (bule) yang bernyanyi di gereja2 yang diiringi alat musik.
Oleh karena mereka tidak mampu membeli atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk memainkan alat musik itu,
mereka menirukan suara berbagai alat musik
untuk mengiringi nyanyian-nyanyian di tenda-tenda tempat mereka berkumpul. Acapella bagi orang kaukasia tadinya
hanya dianggap bernyanyi dengan pembagian suara tanpa alat musik dan tanpa menirukan suara alat musik. Tetapi
bagi orang Afrika lain, mereka menyanyi sekaligus menirukan suara alat musik, jadi lebih lengkap. Hal ini akhirnya ditiru
oleh bangsa-bangsa lain terutama Spanyol yang akhirnya meninggalkan warisan teknik bernyanyi ini sampai di Filipina.
Teknik bernyanyi acapella seperti ini sekarang banyak dianut oleh beberapa group musik acapella yang biasanya
beraliran gospel ( rohani nasrani ). Seperti kalo di tahun 60 tekenal group negro bernama Black Satin, kemudian di tahun
80an muncul Take 6, kemudian Boyz 2 Men, All 4 One, hingga Neri Per Caso (arti : "menjadi negro").
Susunan teknik acapella model ini :
1. Lead I (tennor)
2. Lead II (tennor)
3. Rhythm I (tennor)
4. Rhythm II (tennor)
5. Rhythm III (Barithon)
6. Bass
    (sumber : http://ronaldorozalino.blogspot.com/2011/01/sejarah-acapella.html)

Perkembangan
Musik a cappella berkembang sebagai musik religius Kristen. Lagu-lagu Gregorian biasanya dinyanyikan  tanpa diiringi instrumen musik apapun. Orang Yahudi, nasrani, kristen, dan orang Muslim juga tidak mengiringi penyanyian lagu-lagu agamis dengan instrumen musik. Cara penyanyian ini dalam masyarakat Muslim disebut dengan istilah anashid atau nasyid.


0 comments:

Post a Comment